Pertemuan Kuliah ke 5,6,7,8
- Definisi Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati (Chaplin C.P.,1989:134). Sedangakan Hurlock E.B. (1978:23) menyatakan bahwa “Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretanm progresif dari perubahan yang teratur dan koheren “.”Progresif “ menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan bukan mundur. “Teratur” dan “ koheren” menunjukan hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dan telah mendahului atau mengikutinya.
Ini berarti bahwa perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar. Disamping nitu juga bagaimana suatu hal itu dipelajari, apakah melalui memorisasi (menghafal) atau melalui peniruan dan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, hal-hal ini semuaikut menentukan proses perkermbangan.
Dapat pula dapat dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan, dan belajar.
2. Prinsip-prinsip Perkembangan
Carol Getswicki( 1995) mengemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan.
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yanng diramalkan pemahaman tentang perilaku yag seharusnya terjadi berikutnya, akan membantu para praktis untuk mengenal perkembangan yang khusus dan menantang fase berikutya yang semestinya.
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya. Suatu perkembangan tidak akan mungkin terjadi berkesinambungan dengan baik bila anank didorong untuk melampaui atau secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahap awal. Anak harus diberi waktu yang sesuai dengan yang mereks butuhkan sebelum berlanjut pada tahap berikutnya.
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal . waktu-waktu yang menunjukan kesiapan harus dikenai melalui pengamatan yang cermat . proses belajar akan terjadi dengan sangat mudah pada saat yang optimal. Setiap pengajaran tidak akan menjadikan proses belajar dengan mudah sebelum mencapai kepuasan.
4. Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajsr). Kematangan merupakan prasyarat munculnya kesiapan untuk belajar . lingkungan menentukan arah perkembangan.
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling emosional , sosial berhubungan , dengan semua aspek-aspek(fisik,kognitif, emosional,sosial) yang saling mempengaruhi.
atau
1. Perkembangan Melibatkan Perubahan
Tujuan perubahan perkembangan, menurut Maslow adalah “aktualisasi diri” , yaitu upaya untuk menjadi orang terbaik secara fisik dan mental. Agar merasa bahagia dan puas orang harus diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan tersebut.
2. Perkembangan Awal Lebih Kritis daripada Perkembangan Selanjutnya, Karena dasar awal sangat dipenaruhi oleh proses belajar dan pengalaman.
3. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar
Berbagaoi bukti menunjukkan, bahwa ciri perkembangan fisik dan mental sebagian berasal dari proses kematangan intrinsik dan sebagian berasal dari latihan dan usaha individu.
4. Pola Perkembangan Dapat Diramalkan, walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi awal pada masa pralahir dan pasca lahir.
5. Pola Perkembangan Mempunyai Karakteristik yang Dapat Diramalkan
Yang penting di antaranya adalah adanya persamaan pola perkembangan bagi semuaanak: perkembangan berlangsung dari tanggapan yang umum ke tanggapan yang spesifik; perkembangan terjadi secara berkesinambung; berbagai bidang berkembang dengan kecepatan yang berbeda;dan terdapat korelasidalam berkembang.
6. Terdapat Perbedaan Individ Dalam Berkembang, yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku bagi perkembangan fisik maupun psikologi.
7. Terdapat periode perkembangan, yang disebut periode pralahir, masas noenatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber.
8. Adanpan Harapan Sosial Untuk Setiap Periode Perkembangan. Harapan sosial ini berbentuk tugas perkembangan yanmg memungkinan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa usia anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
9. Setiap Bidang Perkembangan Mengandung Bahaya yang Potensial, baik fisik maupun psikologi yang dapat mengubah pola perkembangan.
10. Kebahagian Bervariasi pada Berbagai Periode dalam Pola Perkembangan. Tahun pertama kehidupan biasasnya yang paling bahagia dan masa puber biasanya yang palingn tidak bahagia.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA
Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
1.
Belajar
memakan makanan padat
2. Belajar berjalan
3. Belajar berbicara
4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
5. Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
6. Mempersiapkan diri untuk membaca
7. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
Akhir masa kanak-kanak
1. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan umum.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, berhitung
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi
2. Belajar berjalan
3. Belajar berbicara
4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
5. Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
6. Mempersiapkan diri untuk membaca
7. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
Akhir masa kanak-kanak
1. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan umum.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, berhitung
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi
2.
Masa
Remaja
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2. Mencapai peran sosial pria, dan wanita
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya
6. Mempersiapkan karir ekonomi
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-mengembangkan ideologi
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2. Mencapai peran sosial pria, dan wanita
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya
6. Mempersiapkan karir ekonomi
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-mengembangkan ideologi
Awal
Masa Dewasa
1. Mulai bekrja
2. Memilih pasangan
3. Belajar hidup dengan tunangan
4. Mulai membina keluarga
5. Mengasuh anak
6. Mengelola rumah tangga
7. Mengambil tanggung jawab sebagai waga negara
8. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
Masa Usia Pertengahan
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara
2. Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang beranggung jawab dan bahagia
3. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
4. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan -perubahan fisiologis terjadi pada tahap ini
6. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
7. Menyesuaikan diri dengan orangtua yang semakin tua
1. Mulai bekrja
2. Memilih pasangan
3. Belajar hidup dengan tunangan
4. Mulai membina keluarga
5. Mengasuh anak
6. Mengelola rumah tangga
7. Mengambil tanggung jawab sebagai waga negara
8. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
Masa Usia Pertengahan
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara
2. Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang beranggung jawab dan bahagia
3. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
4. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan -perubahan fisiologis terjadi pada tahap ini
6. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
7. Menyesuaikan diri dengan orangtua yang semakin tua
Masa Tua
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan menurunnya penghasilan keluarga
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
4. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan menurunnya penghasilan keluarga
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
4. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
Dengan
mengetahui secara garis besar tugas-tugas perkembangan di atas, kita dapat
menyusun program-program pembelajaran non formal untuk membantu mengasah
ketrampilan dan bakat individu sehingga tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai
dan diselesaikan tepat waktu.
Sejak tahap perkembangan masa bayi, individu dapat diberikan pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu menguasai tugas-tugas perkembangan.
Penting juga diketahui bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk menguasai dan menyelesaikannya. Faktor-faktor tersebut:
Faktor Penghalang
1. Tingkat Perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat keerdasan yang rendah
Faktor yang membantu
1. Tingkat perkembangan yang normal
2. Kesematan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
3. Motivasi
4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
5. Tingkat kecerdasan yang tinggi
6. Kreativitas
Terlepas dari berapa panjang rentang kehidupan seseorang, ukuran kronologis atau usia adalah kriteria pokok untuk menentukan tahap-tahap perkembangan individu. Pembagian ukuran kronologis ini:
1. Periode Pranatal; masa sebelum kelahiran
2. Bayi; kelahiran sampai minggu kedua
3. Masa bayi; akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
4. Awal masa kanak-kanak; dua sampai enam tahun
5. Akhir masa kanak-kanak; enam sampai sepuluh atau dua belas tahun
6. Masa pubertas; sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun
7. Masa remaja; tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun
8. Awal masa dewasa; delapan belas sampai empat puluh tahun
9. Usia pertengahan; empat puluh sampai enam puluh tahun
10. Masa tua atau usia lanjut; enam puluh tahun sampai meninggal
Sejak tahap perkembangan masa bayi, individu dapat diberikan pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu menguasai tugas-tugas perkembangan.
Penting juga diketahui bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk menguasai dan menyelesaikannya. Faktor-faktor tersebut:
Faktor Penghalang
1. Tingkat Perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat keerdasan yang rendah
Faktor yang membantu
1. Tingkat perkembangan yang normal
2. Kesematan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
3. Motivasi
4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
5. Tingkat kecerdasan yang tinggi
6. Kreativitas
Terlepas dari berapa panjang rentang kehidupan seseorang, ukuran kronologis atau usia adalah kriteria pokok untuk menentukan tahap-tahap perkembangan individu. Pembagian ukuran kronologis ini:
1. Periode Pranatal; masa sebelum kelahiran
2. Bayi; kelahiran sampai minggu kedua
3. Masa bayi; akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
4. Awal masa kanak-kanak; dua sampai enam tahun
5. Akhir masa kanak-kanak; enam sampai sepuluh atau dua belas tahun
6. Masa pubertas; sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun
7. Masa remaja; tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun
8. Awal masa dewasa; delapan belas sampai empat puluh tahun
9. Usia pertengahan; empat puluh sampai enam puluh tahun
10. Masa tua atau usia lanjut; enam puluh tahun sampai meninggal
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal dapat
diberikan kepada seseorang sepanjang rentang kehidupannya. Banyak yang bisa
diberikan kepada individu untuk membantunya menguasai dan menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan, sesuai dengan kebutuhannya pada suatu tahap
perkembangan. Misalnya pada akhir masa kanak-kanak, memberikan ketrampilan
dasar untuk mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat dapat kita
lakukan dengan memberikan pelatihan kecerdasan emosi untuk mengasah rasa empati
atau kepekaan sosial.
Soal
Pembawaan dan lingkungan merupakan soal yang sangat penting dalam psikologi dan
erathubungannya dengan ilmu mendidik.Bertahun-tahun lamanya para ahli didik,
ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan berusahamencari
jawaban atas pertanyaan: perkembangan manusia itu kepada pembawaan ataukah
kepadalingkungan? Atau dengan kata lain: dalam perkembangan anak muda hingga
menjadi dewasa faktor-faktoryang menentukan itu, faktor yang dibawa dari
keturunan (pembawaan) ataukah pengaruh-pengaruhlingkungan?
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut perlu dikemukakaadanya bebarapa pendapat:
a. Airan
Nativisme
Aliran ini
berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh
faktor-faktoryang dibawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu
dilahirkan itulah yang menetukan hasil
perkembangannya. Menurut Nativisme,
pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. (Purwanto, M.Ngalim,
1990: 14)
b. Aliran
Empirisme
Aliran ini
mempunyai pendapat yang beralawanan dengan kaum nativisme. Meraka berpendapat
bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan
oleh lingkungannya atau sejak pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak
kecil. Manusia-manusia dapat didik menjadi apa saja (ke arah yang baik maupun
ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau empiris ibi didiknya.
Dalam pendidikan, terdapat kaum empiris ini terkenal dengan nama Optimisme
paedagogis. Kaum behavioris pun sependapat dengan kaum empiris itu. Watson
seorang behaviouris (Amerika): “Berikan saya sejumlah anak-anak yang keadaan
badannya dan situasi-situasi yang saya butuhkan: dari setiap orang anak, entah
yang mana, dapat saya jadikan dokter, seorang padagang, seorang ahli hukum,
atau memang jika dikehendaki seorang pengemis atau seorang pencuri”. (Purwanto,
M. Ngalim, 1990: 14)
c. Aliran
Konvergensi
Aliran ini berasal
dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa
pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia. Terdapat
dua aliran yang menganut konvergensi, yaitu aliran konvergensi yang lebih
menekankan kepada pengaruh pembawaan daripada lingkungan, dan yang sebaliknya.
(Purwanto, M. Ngalim, 1990: 15)
Perkembangan
manusia bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia tidak
hanya diperkembangkan tetapi memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah
mahluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu yang mengenai
dirinya dengan bebas. Karena itu ia bertanggung jawab terhadap segala
perbuatannya; ia dapat juga mengambil keputusan yang berlainan daripada apa
yang pernah diambilnya.
Proses
perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan yang ada pada
orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas
manusia itu sendiri dalam perkembangannya turut menentukan atau memainkan
peranan juga.
Sebagai kesimpulan dapat dikatankan: Jalan
perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang
turun-menurun yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri
yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang
tertentu berkembang menjadi sifat-sifat. (Purwanto, M. Ngalim, 1990: 16)
A. HEREDITAS
Hereditas
dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan karakteristik biologis
individu dari pihak kedua orang tua ke anak atau karakteristik biologis individu
yang dibawa sejak lahir yang tidak diturunkan dari pihak kedua orang tua.
a. Keturunan
Kita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau
ciri-ciri pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau
ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari
generasi yang lain. Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri-ciri yang sama
antara orang tua dan anaknya, kita belum dapat mengambil kesimpulan bahwa
sifat-sifat atau ciri-ciri pada anak itu merupakan keturunan. Umpamanya: Bapak
malas dan anaknya juga malas, ini belum berarti bahwa kemalasan anak itu adalah
keturunan. Mungkin sifat malas pada anak itu disebabkan karena dengan tiada
sadar anak itu “meniru” dari orang tuanya, jadi mungkin adalah pengaruh
lingkungan.
Memang benar bahwa
anak-anak kembar yang berasal dari satu telur menunjukkan persamaan-persamaan
yang banyak sekali, baik mengenai sifat-sifat kejasmanian maupun mengenai
kerohaniannya, jadi merupakan sifat-sifat yang menurun. Tapi dari penyelidikan,
ternyata jika anak kembar yang berasal dari satu telur masing-masing dididik
dalam lingkungan yang berlain-lainan akan terlihat pula perbedaannya. Nyatalah
di sini bahwa lingkungan berpengaruh besar pula, sehingga sulit penentuan bahwa
suatu sifat itu keturunan atau bukan.
Sifat ataupun
ciri-ciri jasmaniah yang tertentu yang diperoleh karena keturunan, seperti
seorang anak yang berambut pirang atau ikal, bermata lebar atau sipit, berbada
tinggi atau pendek, periang, lincah atau pendiam.
Sifat-sifat
kejiwaan lebih sulit ditentukan, apakah diperoleh dari keturunan atau bukan,
hal ini dikarenakan sifat-sifat kejiwaan lebih mudah berubah atau terpengaruh
oleh keadaan-keadaan lingkungan selama perkembangannya.
Banyak para ahli
yang berusa menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang berkenaan dengan
keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum mendapatkan
hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan faktor-faktor berikut:
1. Pada
manusia tidak dapat dilakukan persilangan (kruising) menurut rencana tertentu
umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya.
2. Masa
perkembangan manusia begitu lama, sehingga mengakibatkan sifat-sifat yang ada
terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-sifat
itu muncul pada individu.
3. Adanya jumlah
anak manusia yang relatif.
b. Pembawaan
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan). Misalnya: sejak dilahirkan anak mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan, potensi berkata-kata, potensi untuk belajar ilmu pasti, pembawaan untuk bahasa, untuk menggambar, intelegensi yang baik dan lain-lain.
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan). Misalnya: sejak dilahirkan anak mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan, potensi berkata-kata, potensi untuk belajar ilmu pasti, pembawaan untuk bahasa, untuk menggambar, intelegensi yang baik dan lain-lain.
Potensi-potensi yang bermacam-macam itu tentu saja
tidak dapat direalisasikan atau dapat dinyatakan begitu saja, malainkan harus
mengalami perkembangan serta membutuhkan latihan-latihan. Potensi dapat
diketahui dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability), bentuk
wataknya dan tingkah laku seorang individu.
Semua yang dibawa oleh si anak sejak dilahirkan
dan diterima karena kelahirannnya adalah pembawaan. Tetapi pembawaan itu
tidaklah semuanya diperoleh karena keturunan. Sebaliknya, semua yang diperoleh
karena keutunan adalah dapat dikatakan pembawaan (pembawaan keturunan. (Purwanto,
M. Ngalim, 1990: 24)
Beberapa
macam pembawaan:
1.
Pembawaan jenis
Tiap-tiap manusia biasa di waktu lahirnya telah
memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota
tubuhnya, intelegensinya, inggatannya dan sebagainya semua itu menunjukkan
ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan jenis-jenis mahluk lain.
2.
Pembawaan ras
Dalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat
lagi bermacam-macam perbedaan yang termasuk pembawaan keturunan, yaitu
pembawaan keturunan mengenai ras. Seperti ras Indo Jerman, ras Mongolia, ras
Negro dan lain-lain. Masing-masing ras itu dapat terlihat perbedaannya satu
sama lain.
3.
Pembawaan jenis kelamin
Setiap manusia yang normal sejak lahir telah
membawa pembawaan jenis kelamin masing-masing: laki-laki atau perempuan. Pada
kedua jenis kelamin itu terdapat pula perbedaan sikap dan sifatnya terhadap
dunia luar.
4.
Pembawaan perseorangan
Tiap-tiap orang sendiri-sendiri (individu)
memiliki pembawaan yang bersifat individual (pembawaan perseorangan) yang
tipikal. Tiap-tiap individu meskipun bersamaan ras atau jenis kelaminnya,
masing-masing mempybai pembawaan watak, intelegnsi, sifat-sifat dan sebagainya
yang berbeda-beda.
Pembawaan ras, pembawaan jenis, dan pembawaan kelamin
sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan, akan tetapi pembawaan perorangan
dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh lingkungan, antara lain ialah:
a.
Konstitusi tubuh: termasuk dalamnya: motorik, seperti sikap badan, sikap
berjalan, air muka, gerakan bicara.
b. Cara
bekerja alat-alat indera: ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis
stimulus tertentu yang mirip dengan kesukaan yang dimiliki oleh ayah atau
ibunya.
c. Sifat-sifat
ingatan dan kesanggupan belajar.
d. Tipe-tipe
perhatian, intelegensi kosien (IQ) serta tipe-tipe intelegensi.
e. Cara-cara
berlangsungnya emosi-emosi yang khas: cepat atau lambatnya bereaksi
terhadap sesuatu: dengan keras atau tenang; cara timbulnya perasaan atau
pikiran dan sebagainya (temperamen).
f. Tempo
dan ritme perkembangan.
B. LINGKUNGAN
Lingkungan ialah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya. Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan tergantung kepada individu bersangkutan. Tidak demikian halnya dengan pendidikan. Pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan dengan secara sistematis untuk mengembangkan potensi-potensi ataupun bakat-bakat yang ada pada individu sesuai dengan cita-cita atau tujuan pendidikan. Dengan demikian pendidikan bersifat aktif, penuh tanggung jawab dan ingin mengarahkan perkembangan individu ke suatu tujuan tertentu.
Lingkungan
secara garis besar dapat dibedakan:
a. Lingkungan
fisik, Yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan
musim, dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh
yang berbeda pula kepada individu. Misalnya: daerah pegungungan akan memberikan
pengaruh yang lain bila dibandingkan dengan daerah pantai. Daerah yang
mempunyai musin dingin akan memberikan pengeruh yang berbeda dengan daerah yang
penuh dengan musim panas.
b. Ligkungan
sosial, yaitu merupakan lingkungan mayarakat, di mana dalam lingkungan
masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan
masyarakatpun akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu.
Lingkungan sosial dibedakan:
1. Lingkungan
sosial primer, yaitu lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat
antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal
dengan baik dengan anggota lain. Oleh karena di antara anggota telah ada
hubungan yang erat, maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini akan
lebih mendalam bila dibandingkan dengan lingkungan sosial yang hubungannya
tidak erat.
2. Lingkungan
sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial yang hubungan anggota satu dengan
anggota lain agak longgar. Pada umumnya anggota satu dengan anggota lain kurang
atau tidak saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh lingkungan sosial
sekunder akan kurang mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan
sosial primer.
Hubungan individu dengan
lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya
lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu, Hubungan antara
individu dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu
lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat
mempengaruhi lingkungan. (Walgito, Bimo, 1980: 50)
Sikap individu
terhadap lingkungan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.
Individu menolak atau menentang lingkungan
Dalam
keadaan ini lingkungan tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu. Dalam
keadaan yang tidak sesuai ini individu dapat memberikan bentuk atau perubahan
lingkungan seperti yang dikehendaki oleh individu yang bersangkutan. Misalnya
akibat banjir sebagian jalan terputus. Untuk mengatasi ini dibuat tanggul untuk
melawan pengaruh dari lingkungan, sehingga orang tidak menerima begitu saja
pengaruh lingkungan tetapi orang menolak atau mengatasi pengaruh lingkungan
demikian itu.
b.
Individu menerima lingkungan
Dalam hal
ini keadaan lingkungan sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri manusia.
Dengan demikian individu akan menerima lingkungan itu.
c.
Individu bersikap netral
Dalam hal
ini individu tidak menerima tetapi tidak menolak. Individu dalam keadaan status
quo terhadap lingkungan.
by. TRI LESTARI,S.Pd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar