Sabtu, 01 September 2012

Perkembangan



Pertemuan Kuliah ke 5,6,7,8
  1. Definisi Perkembangan

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati (Chaplin C.P.,1989:134). Sedangakan Hurlock E.B. (1978:23) menyatakan bahwa “Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretanm progresif dari perubahan yang teratur dan koheren “.”Progresif “ menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan bukan mundur. “Teratur” dan “ koheren” menunjukan hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dan telah mendahului atau mengikutinya.
Ini berarti bahwa perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar. Disamping nitu juga bagaimana suatu hal itu dipelajari, apakah melalui memorisasi (menghafal) atau melalui peniruan dan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, hal-hal ini semuaikut menentukan proses perkermbangan.
Dapat pula dapat dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan, dan belajar.

2. Prinsip-prinsip Perkembangan

Carol Getswicki( 1995) mengemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan.
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yanng diramalkan pemahaman tentang perilaku yag seharusnya terjadi berikutnya, akan membantu para praktis untuk mengenal perkembangan yang khusus dan menantang fase berikutya yang semestinya.
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya. Suatu perkembangan tidak akan mungkin terjadi berkesinambungan dengan baik bila anank didorong untuk melampaui atau secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahap awal. Anak harus diberi waktu yang sesuai dengan yang mereks butuhkan sebelum berlanjut pada tahap berikutnya.

3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal . waktu-waktu yang menunjukan kesiapan harus dikenai melalui pengamatan yang cermat . proses belajar akan terjadi dengan sangat mudah pada saat yang optimal. Setiap pengajaran tidak akan menjadikan proses belajar dengan mudah sebelum mencapai kepuasan.
4. Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajsr). Kematangan merupakan prasyarat munculnya kesiapan untuk belajar . lingkungan menentukan arah perkembangan.
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling emosional , sosial berhubungan , dengan semua aspek-aspek(fisik,kognitif, emosional,sosial) yang saling mempengaruhi.
atau


1. Perkembangan Melibatkan Perubahan
Tujuan perubahan perkembangan, menurut Maslow adalah “aktualisasi diri” , yaitu upaya untuk menjadi orang terbaik secara fisik dan mental. Agar merasa bahagia dan puas orang harus diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan tersebut.
2. Perkembangan Awal Lebih Kritis daripada Perkembangan Selanjutnya, Karena dasar awal sangat dipenaruhi oleh proses belajar dan pengalaman.
3. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar
Berbagaoi bukti menunjukkan, bahwa ciri perkembangan fisik dan mental sebagian berasal dari proses kematangan intrinsik dan sebagian berasal dari latihan dan usaha individu.
4. Pola Perkembangan Dapat Diramalkan, walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi awal pada masa pralahir dan pasca lahir.
5. Pola Perkembangan Mempunyai Karakteristik yang Dapat Diramalkan
Yang penting di antaranya adalah adanya persamaan pola perkembangan bagi semuaanak: perkembangan berlangsung dari tanggapan yang umum ke tanggapan yang spesifik; perkembangan terjadi secara berkesinambung; berbagai bidang berkembang dengan kecepatan yang berbeda;dan terdapat korelasidalam berkembang.
6. Terdapat Perbedaan Individ Dalam Berkembang, yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku bagi perkembangan fisik maupun psikologi.
7. Terdapat periode perkembangan, yang disebut periode pralahir, masas noenatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber.
8. Adanpan Harapan Sosial Untuk Setiap Periode Perkembangan. Harapan sosial ini berbentuk tugas perkembangan yanmg memungkinan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa usia anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
9. Setiap Bidang Perkembangan Mengandung Bahaya yang Potensial, baik fisik maupun psikologi yang dapat mengubah pola perkembangan.
10. Kebahagian Bervariasi pada Berbagai Periode dalam Pola Perkembangan. Tahun pertama kehidupan biasasnya yang paling bahagia dan masa puber biasanya yang palingn tidak bahagia.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA
Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
1.      Belajar memakan makanan padat
2. Belajar berjalan
3. Belajar berbicara
4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
5. Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
6. Mempersiapkan diri untuk membaca
7. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
Akhir masa kanak-kanak
1. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan umum.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, berhitung
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi

2.      Masa Remaja
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2. Mencapai peran sosial pria, dan wanita
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya
6. Mempersiapkan karir ekonomi
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-mengembangkan ideologi

Awal Masa Dewasa
1. Mulai bekrja
2. Memilih pasangan
3. Belajar hidup dengan tunangan
4. Mulai membina keluarga
5. Mengasuh anak
6. Mengelola rumah tangga
7. Mengambil tanggung jawab sebagai waga negara
8. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
Masa Usia Pertengahan
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara
2. Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang beranggung jawab dan bahagia
3. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
4. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan -perubahan fisiologis terjadi pada tahap ini
6. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
7. Menyesuaikan diri dengan orangtua yang semakin tua

Masa Tua
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan menurunnya penghasilan keluarga
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
4. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
Dengan mengetahui secara garis besar tugas-tugas perkembangan di atas, kita dapat menyusun program-program pembelajaran non formal untuk membantu mengasah ketrampilan dan bakat individu sehingga tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai dan diselesaikan tepat waktu.
Sejak tahap perkembangan masa bayi, individu dapat diberikan pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu menguasai tugas-tugas perkembangan.
Penting juga diketahui bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk menguasai dan menyelesaikannya. Faktor-faktor tersebut:
Faktor Penghalang
1. Tingkat Perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat keerdasan yang rendah
Faktor yang membantu
1. Tingkat perkembangan yang normal
2. Kesematan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
3. Motivasi
4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
5. Tingkat kecerdasan yang tinggi
6. Kreativitas
Terlepas dari berapa panjang rentang kehidupan seseorang, ukuran kronologis atau usia adalah kriteria pokok untuk menentukan tahap-tahap perkembangan individu. Pembagian ukuran kronologis ini:
1. Periode Pranatal; masa sebelum kelahiran
2. Bayi; kelahiran sampai minggu kedua
3. Masa bayi; akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
4. Awal masa kanak-kanak; dua sampai enam tahun
5. Akhir masa kanak-kanak; enam sampai sepuluh atau dua belas tahun
6. Masa pubertas; sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun
7. Masa remaja; tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun
8. Awal masa dewasa; delapan belas sampai empat puluh tahun
9. Usia pertengahan; empat puluh sampai enam puluh tahun
10. Masa tua atau usia lanjut; enam puluh tahun sampai meninggal

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal dapat diberikan kepada seseorang sepanjang rentang kehidupannya. Banyak yang bisa diberikan kepada individu untuk membantunya menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, sesuai dengan kebutuhannya pada suatu tahap perkembangan. Misalnya pada akhir masa kanak-kanak, memberikan ketrampilan dasar untuk mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat dapat kita lakukan dengan memberikan pelatihan kecerdasan emosi untuk mengasah rasa empati atau kepekaan sosial.
Soal Pembawaan dan lingkungan merupakan soal yang sangat penting dalam psikologi dan erathubungannya dengan ilmu mendidik.Bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan berusahamencari jawaban atas pertanyaan: perkembangan manusia itu kepada pembawaan ataukah kepadalingkungan? Atau dengan kata lain: dalam perkembangan anak muda hingga menjadi dewasa faktor-faktoryang menentukan itu, faktor yang dibawa dari keturunan (pembawaan) ataukah pengaruh-pengaruhlingkungan?
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dikemukakaadanya bebarapa pendapat:
a. Airan Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktoryang dibawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menetukan hasil
perkembangannya. Menurut Nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. (Purwanto, M.Ngalim, 1990: 14)
b. Aliran Empirisme
Aliran ini mempunyai pendapat yang beralawanan dengan kaum nativisme. Meraka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau sejak pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat didik menjadi apa saja (ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau empiris ibi didiknya. Dalam pendidikan, terdapat kaum empiris ini terkenal dengan nama Optimisme paedagogis. Kaum behavioris pun sependapat dengan kaum empiris itu. Watson seorang behaviouris (Amerika): “Berikan saya sejumlah anak-anak yang keadaan badannya dan situasi-situasi yang saya butuhkan: dari setiap orang anak, entah yang mana, dapat saya jadikan dokter, seorang padagang, seorang ahli hukum, atau memang jika dikehendaki seorang pengemis atau seorang pencuri”. (Purwanto, M. Ngalim, 1990: 14)
c. Aliran Konvergensi
Aliran ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia. Terdapat dua aliran yang menganut konvergensi, yaitu aliran konvergensi yang lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan daripada lingkungan, dan yang sebaliknya. (Purwanto, M. Ngalim, 1990: 15)
Perkembangan manusia bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia tidak hanya diperkembangkan tetapi memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah mahluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Karena itu ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya; ia dapat juga mengambil keputusan yang berlainan daripada apa yang pernah diambilnya.
Proses perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan yang ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam perkembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga.
Sebagai kesimpulan dapat dikatankan: Jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun-menurun yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang tertentu berkembang menjadi sifat-sifat. (Purwanto, M. Ngalim, 1990: 16)


A. HEREDITAS
Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan karakteristik biologis individu dari pihak kedua orang tua ke anak atau karakteristik biologis individu yang dibawa sejak lahir yang tidak diturunkan dari pihak kedua orang tua.
a. Keturunan
Kita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri-ciri yang sama antara orang tua dan anaknya, kita belum dapat mengambil kesimpulan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada anak itu merupakan keturunan. Umpamanya: Bapak malas dan anaknya juga malas, ini belum berarti bahwa kemalasan anak itu adalah keturunan. Mungkin sifat malas pada anak itu disebabkan karena dengan tiada sadar anak itu “meniru” dari orang tuanya, jadi mungkin adalah pengaruh lingkungan.
Memang benar bahwa anak-anak kembar yang berasal dari satu telur menunjukkan persamaan-persamaan yang banyak sekali, baik mengenai sifat-sifat kejasmanian maupun mengenai kerohaniannya, jadi merupakan sifat-sifat yang menurun. Tapi dari penyelidikan, ternyata jika anak kembar yang berasal dari satu telur masing-masing dididik dalam lingkungan yang berlain-lainan akan terlihat pula perbedaannya. Nyatalah di sini bahwa lingkungan berpengaruh besar pula, sehingga sulit penentuan bahwa suatu sifat itu keturunan atau bukan.
Sifat ataupun ciri-ciri jasmaniah yang tertentu yang diperoleh karena keturunan, seperti seorang anak yang berambut pirang atau ikal, bermata lebar atau sipit, berbada tinggi atau pendek, periang, lincah atau pendiam.
Sifat-sifat kejiwaan lebih sulit ditentukan, apakah diperoleh dari keturunan atau bukan, hal ini dikarenakan sifat-sifat kejiwaan lebih mudah berubah atau terpengaruh oleh keadaan-keadaan lingkungan selama perkembangannya.
Banyak para ahli yang berusa menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan faktor-faktor berikut:
1. Pada manusia tidak dapat dilakukan persilangan (kruising) menurut rencana tertentu umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya.
2. Masa perkembangan manusia begitu lama, sehingga mengakibatkan sifat-sifat yang ada terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-sifat itu muncul pada individu.
3. Adanya jumlah anak manusia yang relatif.
b. Pembawaan
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan). Misalnya: sejak dilahirkan anak mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan, potensi berkata-kata, potensi untuk belajar ilmu pasti, pembawaan untuk bahasa, untuk menggambar, intelegensi yang baik dan lain-lain.
Potensi-potensi yang bermacam-macam itu tentu saja tidak dapat direalisasikan atau dapat dinyatakan begitu saja, malainkan harus mengalami perkembangan serta membutuhkan latihan-latihan. Potensi dapat diketahui dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability), bentuk wataknya dan tingkah laku seorang individu.
Semua yang dibawa oleh si anak sejak dilahirkan dan diterima karena kelahirannnya adalah pembawaan. Tetapi pembawaan itu tidaklah semuanya diperoleh karena keturunan. Sebaliknya, semua yang diperoleh karena keutunan adalah dapat dikatakan pembawaan (pembawaan keturunan. (Purwanto, M. Ngalim, 1990: 24)
Beberapa macam pembawaan:
1. Pembawaan jenis
Tiap-tiap manusia biasa di waktu lahirnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelegensinya, inggatannya dan sebagainya semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan jenis-jenis mahluk lain.
2. Pembawaan ras
Dalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam perbedaan yang termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan mengenai ras. Seperti ras Indo Jerman, ras Mongolia, ras Negro dan lain-lain. Masing-masing ras itu dapat terlihat perbedaannya satu sama lain.
3. Pembawaan jenis kelamin
Setiap manusia yang normal sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin masing-masing: laki-laki atau perempuan. Pada kedua jenis kelamin itu terdapat pula perbedaan sikap dan sifatnya terhadap dunia luar.
4. Pembawaan perseorangan
Tiap-tiap orang sendiri-sendiri (individu) memiliki pembawaan yang bersifat individual (pembawaan perseorangan) yang tipikal. Tiap-tiap individu meskipun bersamaan ras atau jenis kelaminnya, masing-masing mempybai pembawaan watak, intelegnsi, sifat-sifat dan sebagainya yang berbeda-beda.
Pembawaan ras, pembawaan jenis, dan pembawaan kelamin sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan, akan tetapi pembawaan perorangan dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh lingkungan, antara lain ialah:
a. Konstitusi tubuh: termasuk dalamnya: motorik, seperti sikap badan, sikap berjalan, air muka, gerakan bicara.
b. Cara bekerja alat-alat indera: ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis stimulus tertentu yang mirip dengan kesukaan yang dimiliki oleh ayah atau ibunya.
c. Sifat-sifat ingatan dan kesanggupan belajar.
d. Tipe-tipe perhatian, intelegensi kosien (IQ) serta tipe-tipe intelegensi.
e. Cara-cara berlangsungnya emosi-emosi yang khas: cepat atau lambatnya bereaksi terhadap sesuatu: dengan keras atau tenang; cara timbulnya perasaan atau pikiran dan sebagainya (temperamen).
f. Tempo dan ritme perkembangan.

B. LINGKUNGAN

Lingkungan ialah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya. Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan tergantung kepada individu bersangkutan. Tidak demikian halnya dengan pendidikan. Pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan dengan secara sistematis untuk mengembangkan potensi-potensi ataupun bakat-bakat yang ada pada individu sesuai dengan cita-cita atau tujuan pendidikan. Dengan demikian pendidikan bersifat aktif, penuh tanggung jawab dan ingin mengarahkan perkembangan individu ke suatu tujuan tertentu.
Lingkungan secara garis besar dapat dibedakan:
a. Lingkungan fisik, Yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim, dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu. Misalnya: daerah pegungungan akan memberikan pengaruh yang lain bila dibandingkan dengan daerah pantai. Daerah yang mempunyai musin dingin akan memberikan pengeruh yang berbeda dengan daerah yang penuh dengan musim panas.
b. Ligkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan mayarakat, di mana dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu.
Lingkungan sosial dibedakan:
1. Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain. Oleh karena di antara anggota telah ada hubungan yang erat, maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat.
2. Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial yang hubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar. Pada umumnya anggota satu dengan anggota lain kurang atau tidak saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan sosial primer.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu, Hubungan antara individu dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi lingkungan. (Walgito, Bimo, 1980: 50)
Sikap individu terhadap lingkungan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Individu menolak atau menentang lingkungan
Dalam keadaan ini lingkungan tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai ini individu dapat memberikan bentuk atau perubahan lingkungan seperti yang dikehendaki oleh individu yang bersangkutan. Misalnya akibat banjir sebagian jalan terputus. Untuk mengatasi ini dibuat tanggul untuk melawan pengaruh dari lingkungan, sehingga orang tidak menerima begitu saja pengaruh lingkungan tetapi orang menolak atau mengatasi pengaruh lingkungan demikian itu.
b. Individu menerima lingkungan
Dalam hal ini keadaan lingkungan sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian individu akan menerima lingkungan itu.
c. Individu bersikap netral
Dalam hal ini individu tidak menerima tetapi tidak menolak. Individu dalam keadaan status quo terhadap lingkungan.

by. TRI LESTARI,S.Pd.

Pengertian n Ruang Lingkup Psikologi



Pertemuan Kuliah ke 1,2,3,4

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

            Banyak pengertian psikologi yang dikemukan para ahli yang masing-masing menekankan pada susdut pandangan sendiri-sendiri mana yang dianggap penting. Perbedaan ini mungkin disebabkan metode yang digunakan maupun pendekatan permasalahannya. 
A.Pengertian psikologi Menurut para ahli
1. Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental

2, Crow & Crow
Pschycology is the study of human behavior and human relationship.
(Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya
3.Sartain
Psychology is the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior. (Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia)
4.Bruno (1987)
Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidup mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
5.Chaplin (1972) dalam Dictionary of psychology
Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan
Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981)
Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan – kegiatan jiwa
6.Richard Mayer (1981)
Psikologi merupakan analisi mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia
7.James,W. (dlm Harriman,P.L.,1963 ,Handbook of Psychological Terms): “the science of mental life, both of its phenomena, and of their condition”
8.Crooks,R.L., Stein,J. , 1988,(dlm Psychology. Science,Behavior and Life) : “the scientific study of the behavior and mental processes of humans and other animals”.
Wortman,C.,Loftus,E.,Weaver,Ch.,2004 (dlm Psychology. 5th.ed) : “the scientific study of behavior, both external observable action and internal thought”.
9.Westen, Drew, 1959 (dalam buku Psychology : mind, brain & culture) : ”The scientific investigation of mental processes and behavior.

Ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Good & Broopy ( 1997 ) 
1. Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai usia lanjut. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial,karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut
2. Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
·     studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi,   motifasi, proses belajar, atribusi,(sifat)
·         studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa,sikap sosial,prilaku menirudan lain-lain
·        studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi,hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
3. Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
4. Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognitif, seperti: persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa danemosi.
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang indonesia dengan apesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi pendidikanmungkin saja bekerja pada  HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.

Adapun menurut Sumadi Suryobroto ( 1984 ) juga mengatakan bahwa yang menjadi ruang lingkup psikologi pendidikan meliputi :
  • Pengetahuan tentang psikologi pendidikan : pengertian ruang lingkup, tujuan mempelajari dan sejarah munculnya psikologi pendidikan
  • Pembawaaan
  • Lingkungan fisik dan psikologis
  • Perkembangan siswa
  • Proses – proses tingkah laku
  • Hakekat dan ruang lingkup belajar
  • Faktor yang mempengaruhi belajar
  • Hukum dan teori belajar
  • Pengukuran pendidikan
  • Aspek praktis pengukuran pendidikan
  • Transfer belajar
  • Ilmu statistik dasar
  • Kesehatan mental
  • Pendidikan membentuk watak / kepribadian
  • Kurikulum pendidikan sekolah  


 TUGAS 1 Psikologi Pendidikan Bagi MAHASISWA STKIP SULUH BANGSA.
 > Carilah menurut Para Ahli Psikologi Mengenai Ruang Lingkup Psikilogi Pendidikan,minimal 2 pendapat/2 pendapat para ahli.
Dikumpulkan Minggu Depan tgl 9 September 2012

 by. Tri Lestari,S.Pd/ Psikologi Pendidikan

Selasa, 20 Desember 2011

SaBar Indah Bagi KeHiduPan

       Bagaimana Dengan Ungkapan ini???  “Orang sabar disayang Tuhan” bukanlah ungkapan yang sepele, sebab kesabaran sejatinya akan membawa banyak manfaat dalam hidup manusia. Tapi, bukan berarti manusia bisa dengan gampang menanamkan hal tersebut dalam hati mereka. Konon, belajar sabar dan ikhlas butuh waktu yang tidak main-main dan tak tanggung-tanggung lamanya: seumur hidup. Menurut saya, ikhlas merupakan bagian terpenting dari sikap sabar, dimana seseorang mampu menerima masalah dalam kehidupannya dengan hati lapang, serta tetap mencari jalan keluar dengan hati yang bersih dan akal yang sehat. Mungkin ini terdengar too good to be true, namun setiap orang punya kesempatan yang sama untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, walaupun bukan yang terbaik.

      Kesabaran ibarat tanaman yang harus senantiasa dipupuk. Pupuk yang dimaksud adalah keyakinan bahwa tanaman tersebut kelak akan berbuah manis dan layak untuk dinikmati oleh setiap insan yang punya rasa yakin itu. Saya sendiri masih tertatih tatih. Setidaknya begitulah kira-kira jawaban yang akan keluar saat seseorang bertanya sejauh mana saya sudah mempraktekannya. Dan kesabaran, nyatanya, akan terlatih dengan baik manakala seseorang dihadapkan dengan permasalahan, mulai dari yang sepele sampai yang pelik sekalipun.
     Ketika emosi lebih leluasa berbicara ketimbang hati yang pandai menahan amarah, maka kekacauan bisa lekas dikenali. Seorang atasan yang selalu emosi seringkali mendzolimi bawahannya, bahkan mengurangi hak-hak orang yang dipimpinnya. Seorang bawahan yang tak sabar ingin cepat naik jabatan akan menjadi penjilat bagi atasannya, dan saat keduanya bekerja sama maka mereka mulai mendzolimi orang-orang disekitarnya. Begitupun dengan orang tua yang belum mampu bersikap sabar. Walaupun sabar bukan berarti lemah, namun kesabaran diharapkan mampu membantu mereka mendidik anak menjadi pribadi yang merasa terlindungi, terbimbing dan terarahkan pada nilai-nilai keluhuran budi yang nantinya akan dia tularkan saat bersama teman-teman dan orang-orang yang dikenalnya. Dalam hal ini, kesabaran manusia diuji dalam menghadapi orang lain yang berada disekelilingnya, sejauh mana mereka mampu menghadapi masalah dengan pikiran jernih dan mengendalikan diri untuk terhindar dari emosi sesaat yang hanya akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
       Pada kenyataannya, penguji kesabaran terbesar bagi manusia bukan hanya manusia lain, tapi juga uang. Lihatlah bagaimana seseorang menjadi koruptor karena dia tidak sabar mengumpulkan kekayaan dari hasil jerih payahnya sendiri. Mereka berbondong-bondong merampok uang yang bukan hak mereka dan lupa bahwa ada orang lain yang lebih berhak atas uang tersebut. Uang membuat manusia khilaf, membuat mereka lupa akan kesederhanaan. Seseorang yang terhimpit masalah ekonomipun bisa melakukan segala upaya untuk mendapatkan uang dan kesenanngan. Kesabaran mereka runtuh, lagi lagi juga karena uang.          
     Alangkah indah jika mereka bisa bersabar sembari berusaha, dan mereka yang kaya mau berbagi dengan sesama secara ikhlas.
Bagaimana dengan kita??
Mampukah melewati hidup dengan indah?dengan sabar???
                                                       by. T.Lestari,S.Pd....

Senin, 19 Desember 2011

Memahami Diri Sendiri

Sebelum mengenali Orang lain kita perlu memahami diri sendiri dg baik,hal yg paling baik sebelum menilai orang lain adalah menilai diri sendiri dan memperbaiki diri sendiri.
Ada cara lain untuk memahami diri sendiri, yaitu dengan melihat akar kebutuhannya yang paling mendasar. Pernah dengar Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow? Maslow, seorang pelopor aliran psikologi humanistik, sangat terkenal dengan teorinya tentang hirarki kebutuhan.


Inilah lima kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah,dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil,bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.


Kita masing-masing akan bertindak sesuai dengan kebutuhan kita, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pengemis yang lapar akan bertindak untuk memenuhi kebutuhannya yaitu uang dan makanan. Lain halnya dengan karyawan yang baru. Dia mungkin akan bertindak sesuai dengan dorongannya untuk mempertahankan posisinya yang baru di kantor, sementara seorang seniman mempunyai kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi, yaitu mengaktualisasikan dirinya.


Seringkali, karena tidak menyadari kebutuhan kita yang terbesar, kita melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri. Misalnya, ada perempuan yang bersedia 'dibeli' karena kebutuhan mereka akan penghargaan dan kasih sayang sangat kurang dalam diri mereka. Terutama jika ia tinggal di tengah lingkungan yang menuntut untuk selalu tampil 'wah'. Ia akan melakukan segala cara untuk mengisi kebutuhan-kebutuhannya tersebut.


Kebutuhan kita adalah penggerak atau motivasi terbesar tindakan kita. JIka sebuah kebutuhan dasar tidak terpenuhi, kita akan mengerahkan seluruh energi kita untuk mengisi kebutuhan tersebut. Bisa Anda bayangkan apa yang terjadi jika seseorang kekurangan kasih sayang, rasa aman, perhatian, penghargaan, penerimaan namun ingin mengaktualisasikan dirinya sekaligus? Orang itu akan melakukan apapun. Apapun, dengan cara apapun. Tidak peduli sistem nilai atau prinsip moral, karena instingnya akan kebutuhannya lebih besar dari semua yang bisa diterima oleh akal sehat.


Dengan mengetahui kebutuhan Anda yang mendasar, paling tidak Anda bisa memahami dan mengelola diri Anda sendiri. Misalnya Anda merasa kekurangan penerimaan terhadap diri sendiri. Apa yang biasanya Anda lakukan? Berbelanja? Membeli barang-barang mewah karena kalap? Mengganti kekasih Anda dengan tas LV? Melupakan teguran boss Anda dengan sebotol parfum Nina Ricci?


Atau misalnya saja Anda butuh mengaktualisasikan diri. Tiap kali ditolak, dikritik ataupun dibatasi dalam berkarya, Anda akan merasa frustasi. Hingga kebutuhan itu dipenuhi, Anda takkan bisa merasa diri berarti, karena Anda merasa bahwa itu satu-satunya tujuan hidup Anda saat itu.


Atau mungkin yang Anda perlukan adalah menempatkan Tuhan dalam prioritas pertama Anda. Toh Ia memang menempatkan sebuah lubang berbentuk kekosongan dalam hati kita yang tak dapat dipuaskan oleh apapun selain oleh Dia. Mungkin dengan mengisi kekosongan di hati kita dengan PribadiNya, kita bisa lebih mengenal  diri sendiri..
Semoga memudahkan anda buat bisa mengenali diri yah...aminnn.