Bagaimana Dengan Ungkapan ini??? “Orang sabar disayang Tuhan” bukanlah ungkapan yang sepele,
sebab kesabaran sejatinya akan membawa banyak manfaat dalam hidup
manusia. Tapi, bukan berarti manusia bisa dengan gampang menanamkan hal
tersebut dalam hati mereka. Konon, belajar sabar dan ikhlas butuh waktu
yang tidak main-main dan tak tanggung-tanggung lamanya: seumur hidup.
Menurut saya, ikhlas merupakan bagian terpenting dari sikap sabar,
dimana seseorang mampu menerima masalah dalam kehidupannya dengan hati
lapang, serta tetap mencari jalan keluar dengan hati yang bersih dan
akal yang sehat. Mungkin ini terdengar too good to be true, namun setiap orang punya kesempatan yang sama untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, walaupun bukan yang terbaik.
Kesabaran ibarat tanaman yang harus senantiasa dipupuk. Pupuk yang
dimaksud adalah keyakinan bahwa tanaman tersebut kelak akan berbuah
manis dan layak untuk dinikmati oleh setiap insan yang punya rasa yakin
itu. Saya sendiri masih tertatih tatih. Setidaknya begitulah kira-kira
jawaban yang akan keluar saat seseorang bertanya sejauh mana saya sudah
mempraktekannya. Dan kesabaran, nyatanya, akan terlatih dengan baik
manakala seseorang dihadapkan dengan permasalahan, mulai dari yang
sepele sampai yang pelik sekalipun.
Ketika emosi lebih leluasa berbicara ketimbang hati yang pandai
menahan amarah, maka kekacauan bisa lekas dikenali. Seorang atasan yang
selalu emosi seringkali mendzolimi bawahannya, bahkan mengurangi hak-hak
orang yang dipimpinnya. Seorang bawahan yang tak sabar ingin cepat naik
jabatan akan menjadi penjilat bagi atasannya, dan saat keduanya bekerja
sama maka mereka mulai mendzolimi orang-orang disekitarnya. Begitupun
dengan orang tua yang belum mampu bersikap sabar. Walaupun sabar bukan
berarti lemah, namun kesabaran diharapkan mampu membantu mereka mendidik
anak menjadi pribadi yang merasa terlindungi, terbimbing dan terarahkan
pada nilai-nilai keluhuran budi yang nantinya akan dia tularkan saat
bersama teman-teman dan orang-orang yang dikenalnya. Dalam hal ini,
kesabaran manusia diuji dalam menghadapi orang lain yang berada
disekelilingnya, sejauh mana mereka mampu menghadapi masalah dengan
pikiran jernih dan mengendalikan diri untuk terhindar dari emosi sesaat
yang hanya akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Pada kenyataannya, penguji kesabaran terbesar bagi manusia bukan
hanya manusia lain, tapi juga uang. Lihatlah bagaimana seseorang menjadi
koruptor karena dia tidak sabar mengumpulkan kekayaan dari hasil jerih
payahnya sendiri. Mereka berbondong-bondong merampok uang yang bukan hak
mereka dan lupa bahwa ada orang lain yang lebih berhak atas uang
tersebut. Uang membuat manusia khilaf, membuat mereka lupa akan
kesederhanaan. Seseorang yang terhimpit masalah ekonomipun bisa
melakukan segala upaya untuk mendapatkan uang dan kesenanngan. Kesabaran
mereka runtuh, lagi lagi juga karena uang.
Alangkah indah jika mereka
bisa bersabar sembari berusaha, dan mereka yang kaya mau berbagi dengan
sesama secara ikhlas.
Bagaimana dengan kita??
Mampukah melewati hidup dengan indah?dengan sabar???
by. T.Lestari,S.Pd....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar